Sabtu, 07 Februari 2009

Gebrakan Awal Danrem 061-Menwa, Bantu Korban Bencana

Merdeka- Seringnya kejadian siaga empat yang berakibat banjir dan longsor dadakan di wilayah Bogor, membuat Komandan Korem (Danrem) 061/Suryakancana, Kolonel Inf. Agus Sutomo bereaksi cerdas mengantisipasinya. Bersama Resimen Mahasiswa (Menwa), Agus merancang bakti sosial membantu korban banjir dan longsor.


Agus mengatakan, Menwa dapat meningkatkan peransertanya di masyarakat bersama TNI melalui kegiatan sosial. “Contohnya, musim hujan seperti saat ini, di mana banyak terjadi banjir dan longsor. Kita dapat segera memberi bantuan secara bahu-membahu ke daerah yang terkena longsor tersebut. Bantuan dalam bentuk apapun yang dapat segera berguna bagi mereka,” tutur suami Minurlin Lubis serta ayah dari Adisti dan Yorda itu kepada Jurnal Bogor, Minggu (18/1).
Ditemui di sela-sela acara rapat komando di Aula Komando Resort Militer (Korem) 061/Suyakancana Bogor, Agus mengatakan bahwa langkah awal yang akan diadakan oleh Korem 061/Suryakancana dengan Menwa Mahawarman adalah melakukan kegiatan bakti sosial pada Februari 2009.
“Semoga silaturahim Korem dan Menwa ini dapat berjalan lancar dan kami bisa menindaklanjutinya demi kebaikan satuan, TNI dan Menwa, yang bermuara pada kebaikan bangsa dan negara, terutama masyarakat Bogor” tuturnya.
Sementara itu, menurut pemantauan Jurnal Bogor di Pintu Air Katulampa Minggu (18/1), menunjukkan bahwa debit air kian susut dari 80 centimeter pagi hari menjadi 70 centimeter pada malam hari kemarin.
“Kondisi ini merupakan kondisi normal semenjak naiknya debit air Katulampa sejak Selasa (13/1) lalu yang sempat mencapai ketinggian 160 centimeter, dan mengakibatkan terjadinya longsor dan banjir di Bogor, dan sekitarnya,” ungkap Agus, penjaga pintu air Katulampa, kepada Jurnal Bogor, tadi malam.
Menurut dia, ketinggian air di Pintu Air Depok kemarin malam, mencapai 155 centimeter. Berarti, debit air di Depok juga menyusut. “Senin (19/1), mudah-mudahan hujan tak turun deras, sehingga keadaan normal ini dapat bertahan. Situasi seperti ini kan perlu untuk memperlancar bantuan kepada korban banjir dan longsor,” ujarnya.

Bela Negara
Pada kesempatan itu, Agus juga menyinggung pentingnya bela negara di kalangan mahasiswa. “Bela negara menunjukkan rasa nasionalisme mahasiswa yang luar biasa bagi Indonesia. Menwa adalah mahasiswa plus, karena di tengah kesibukannya di kampus, mereka masih meluangkan waktu untuk kegiatan yang baik. Oleh karena itu, Menwa harus dapat menunjukkan solusi di setiap rintangannya,” ujar Agus.
Dikatakan Agus, Menwa harus dapat menempatkan diri sebagai solusi dengan menjadi orang yang optimistis, bukan pesimistis. Orang yang pesimistis menganggap yang bukan masalah jadi masalah. “Sedangkan orang yang optimistis membuat masalah berubah, minimal sebagai solusi,” ujar pria tamatan pendidikan TNI pada 27 September 1984 ini.
Anggota Menwa, lanjut Agus, juga harus menjadi orang-orang yang ikhlas dan pandai bersyukur. “Dengan ikhlas dan pandai bersyukur, insya Allah kita semua akan hidup berkecukupan, baik rohani maupun materi,” ungkap pria kelahiran Klaten, 14 April 1960 ini.
Dalam acara silaturahim yang mengangkat tema ‘Memantapkan Peran, Fungsi, dan Eksistensi Resimen Mahasiswa Mahawarman Batalyon VII/Suryakancana sebagai Wadah Mahasiswa dalam Bela Negara’ tersebut, juga hadir para anggota Menwa dari masing-masing kompi serta para alumni Menwa.
Agus berharap, acara tersebut bisa mendatangkan manfaat bagi Menwa sebagai wadah evaluasi, meningkatkan kualitas kerja, dan sebagai ajang silaturahmi.

Tidak ada komentar: